Saya Bangga Menjadi Mahasiswa Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Tegal

Ketika lulus dari bangku SMA saya bingung untuk memilih jurusan dan memilih universitas mana. Tapi setelah orang tua saya memberikan dukungan untuk masuk Kebidanan akhirnya saya mau untuk mengambil jurusan itu. Saya masuk bidan bukan karena paksaan tapi karena saya juga ingin tahu bagaimana pekerjaan seorang Bidan. Setelah dibukanya pendaftaran diberbagai Universitas pertama kali saya mendaftar di PEMKAB Kendal namun saya gagal karena suatu kendala. Beberapa minggu kemudian saya mengikuti tes gelombang kedua di Poltekkes Semarang bertempat di Gor Jatidiri Semarang namun saya gagal lagi karena saingan juga banyak. Tapi saya tetap berpikir positif mungkin rejeki saya bukan kuliah diluar kota tetapi kuliah dikota sendiri.

          Setelah beberapa minggu kemudian saya memutuskan untuk mendaftar di Politeknik Harapan Bersama Tegal. Setelah mengikuti tes tertulis dan tes kesehatan saya diterima di Politeknik Harber, dengan berjalannya waktu saya mingikuti OSPEK dan mendapat teman baru. Awalnya ketika pembagian kelas saya tidak kenal siapapun dan saya begitu pendiam karena saya butuh adaptasi lama dengan teman-teman. Ketika memasuki bulan kedua duduk dibangku kuliah saya mulai menikmati segala kegiatan dikampus dan berkumpul bersama teman-teman. Saya mulai memahami tugas bidan sesungguhnya untuk menjaga dan merawat seorang wanita mulai dari menjadi janin sampai menopause. Kadang saya berfikir bagaimana jika dikehidupan nyata nanti apakah saya sanggup menjalani tugas seorang bidan sedangkan jika mendengar cerita-cerita dosen lelahnya menjadi bidan dan menjadi ujung tombak dalam dunia kesehatan. Semakin berjalannya waktu tugas dan praktek menjadi beban mahasiswa kebidanan ada kalanya saya berkeluh kesah tetapi semuanya dilakukan bersama dengan teman-teman dan segala beban itu hilang karena kebersamaan dan menikmati segala hirup pikuk mahasiswa kebidanan.

          Pada semester II saya praktek di Rumah Sakit Soeselo Slawi dan praktek selama 1 bulan lebih 10 hari, rumah sakitnya pun tidak begitu jauh dari rumah tapi saya putuskan untuk mengekos karena jika berangkat shift malam takut ada bahaya yang mengancam. Selama praktek dirumah sakit saya banyak mendapat pengalaman. Karena baru praktek saya merasa tidak betah dan ingin cepat-cepat selesai banyak keluh kesah yang dirasakan seperti capek, takut, dan dinas malam sendirian. Banyak pasien yang saya temui dengan berbagai keluhan, berbagai penyakit, ada juga pasien yang gelandangan atau tidak ada keluarganya. Ketika di Rumah sakit saya mendapat banyak arahan dari perawat-perawat Rumah sakit tersebut ya walaupun pernah melakukan kesalahan namanya juga baru mahasiswa praktek. Setelah memasuki minggu terakhir praktek saya berada diruang Bedah yaitu ruangan yang paling saya sukai karena pekerjaannya agak santai. Kemudian memasuki hari terakhir praktek saya berpamitan dengan perawat-perawat Rumah Sakit dan dengan ibu kos karena banyak pengalaman yang saya lalui ketika di Rumah Sakit.

          Pada hari pertama kali kuliah setelah praktek saya berbagi pengalaman tentang kegiatan saya di Rumah Sakit dan melakukan konseling dengan dosen pembimbing agar laporan praktek di acc. Pada akhirnya laporanpun diacc dan menjalani rutinitas kuliah seperti biasanya. Beberapa minggu kemudian saya menjalani UAS dan ujian OSCA setelah itu libur selama satu bulan.

          Sekarang saya memasuki semester III dimana semester yang menentukan praktek PKK I karena harus bisa melakukan mekanisme persalinan, pemeriksaan dalam, mengetahui kehamilan patologis, menjelaskan pada pasien tentang penkes KB, dan lain-lain. Mungkin ini adalah semester yang banyak teori dan menjadi beban para mahasiswa. Tapi saya menikmati semua kegiatan kampus dan setidaknya saya mampu dan sanggup untuk kuliah Kebidanan sampai wisuda nanti dengan lulus bersama teman-teman di Politeknik Harapan Bersama Tegal.