ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN PREMATUR, KEHAMILAN POSTMATUR DAN KEHAMILAN GANDA
Disusun oleh :
1.
Vera Rizka Romadhoni
2.
Widya Putri Pangestika
3.
Yuli Risma Fitriyani
4.
Yuniar Dwi Shinta
5.
Hindun Apriliani
Kelas
: 3B
PRODI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK
HARAPAN BERSAMA TEGAL
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan sesuai yang
diharapkan. Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah
Askeb Kehamilan pada Ibu
Hamil dengan kehamilan prematur, kehamilan postmatur dan kehamilan
ganda.
Tak lupa penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yang telah memberikan
bimbingan, arahan, koreksi serta sarannya untuk kesempurnaan makalah ini.
Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini dan seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna dan banyaknya kekurangan, sehingga penulis sangat menerima
saran serta kritik untuk kemajuan serta kesempurnaan makalah ini.Demikian
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Tegal, 25 September 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
IPENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Kehamilan Prematur
1.
Pengertian
2.
Masalah
3.
Penyebab Kelahiran Prematur
4.
Kondisi yang
menimbulkan kontraksi
5.
Tanda dan gejala
6.
Penanganan
7.
Prinsip penanganan
8.
Upaya menghentikan kontraksi uterus
9.
Tabel penanganan persalinan prematur
B.
Kehamilan Postmatur
1.
Pengertian
2.
Masalah ibu
3.
Masalah janin
4.
Penanganan umum
5.
Komplikasi
6.
Pencegahan
7.
Penanganan
8.
Tabel penanganan persalianan postmatur
C.
Kehamilan Ganda
1.
Pengertian
2.
Etiologi
3.
Patofisiologi
4.
Gejala klinik
5.
Diagnosis
6.
Faktor-faktor terkait
7.
Komplikasi
8.
Penatalaksanaan
9.
Prognosis
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Wanita
mempunyai peranan yang sangat vital dalam pembangunan kehidupan bangsa, salah
satu peranannya sebagai penerus bangsa, pendamping suami dalam keharmonisan
rumah tangga, pendidik kedewasaan sikap mental anak dan penunjang dalam
meningkatkan pendapatan keluarga .Untuk mendukung keberlangsungan perannya,
sudah selayaknyalah kesejahteraan wanita diperhatikan, salah satu caranya yaitu
dengan memperhatikan beberapa masalah yang sedang dihadapi wanita saat ini
yaitu tingginya Angka Kematian Ibu (Manuaba, 2005:14).
Dari
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan data Biro Pusat Statistik
(BPS), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia
mencapai 515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir
setiap menit karena komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).
Kematian
dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai usaha
perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan
tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan
terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan
obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko
kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan
ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan
penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara dini, masalah
dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
Tingginya
angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli kebidanan atau bidan terlambat
mengenali, terlambat merujuk pasien ke perawatan yang lebih lengkap, terlambat
sampai di tempat rujukan, dan terlambat ditangani. (Anonim,2002).
Ada
lima aspek dasar atau lima benang merah, yang paling penting dan saling terkait
dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat
pada setiap persalinan baik normal maupun patologis. Lima benang merah tersebut
adalah membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan
Infeksi, pencetakan (rekam medik) asuhan persalinan dan rujukan (Asuhan
Persalinan Normal, 2002)
B. TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui apa itu kehamilan prematur, postmatur, ganda
2.
Untuk
mengetahui etiologi kehamilan premature
3.
Untuk
mengetahui penyebab kehamilan prematur, postmatur, ganda
4.
Untuk
mengetahui prognosis dari kehamilan postmatur
5.
Untuk
mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari kehamilan prematur,
postmatur, ganda
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kehamilan Prematur
1.
Pengertian
Persalian prematur adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37
minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. (Abdul Bari
Saifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 300)
Persalinan prematur atau
kurang bulan adalah persalinan yang terjadi setiap saat setelah usia gestasi
mencapai 20 minggu atau menjelang akhir minggu ke 37. (Buku Saku
Bidan. Jakarta:EGC. 2002 hal 216)
2.
Masalah
a. Kesulitan utama dalam persalian prematur adalah perawatan bayinya,
semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitasnya.
Karena disamping harapan hidup perlu dipikirkan pula kualitas hidup bayi
tersebut.
b. Kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bila berat lahirnya kurang dari
10 percentil. Kadang sulit untuk membedakan prematur dan KMK, bahkan bisa juga
prematuritas disertai dengan KMK.
c. Dari sudut medis secara garis bsar 50% terjadi spontan, 30% akibat KPD
dan sisanya yang 20% dilahirkan atas indikasi ibu atau janin.
d. Secara keseluruhan penyebab yang sering adalah multifaktorial.
(Abdul Bari Saifuddin. 2002. Buku Asuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka, hal 300)
3.
Penyebab kelahiran prematur
Komplikasi Medis atau Obstetri.
a. Hipertensi
Tekanan
darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini
menimbulkan prevalensi persalinan prematur meningkat.
b. Perkembangan janin terhambat
Perkembangan
janin terhambat merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan
oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk
terminasi kehamilan lebih dini.
c. Solusio Plasenta
Terlepasnya
plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian
besar (65%) terjadi pada aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta
maka kemungkinan terulang menjadi lebih besar
yaitu 11%
d. Plasenta Previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm
akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi
perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi bayi kurang baik karena hipoksisa.
e. Kelainan Rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi
berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.
f. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian
insuli dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan. (Hanifa Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka hal 313)
g. Infeksi klamidia
Meskipun klamidia tracomatis adalah patogen bakteri paling umum yang
ditularkan lewat hubungan seksual di AS, kemungkinan pengaruh infeksi serviks
oleh organisme ini pada kelahiran preterm tidak jelas.
h. Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis adalah sebuah kondisi ketika flora normal vagina
predominan- laktobasilus yang menghasilkan hidrogen peroksida digantikan oleh
bakteri anaerob. Gambaran diagnostic kilnis :
1)
PH vagina
lebih dari 4,5
2)
Bau amin bial
sekresi vagina dicampur dengan kalium hidroksida
3)
Sel epitel
vagina terlapis tebal oleh basil-clue cells
4)
Duh vagina
homogen
i.
Vaginitis
trikomonas dan kandida
Wanita dengan trikomonas vaginalis mengalami peningkatan resiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah sebesar 30%, peningkatan 30% resiko
kelahiran preterm, dan hampir 2 kali lipat resiko kematian perinatal.
j.
Infeksi
cairan amnion dan korioamnion
Infeksi korioamnion yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme telah
muncul sebagai kemungkinan penjelasan berbagai kasus pecah ketuban dan atau
persalinan prematur yang tidak dapat dijelaskan.(Gary
Cunningham. 2006. Obstetri Wiliams. Jakarta: EGC hal 771)
4.
Kondisi yang menimbulkan kontraksi
Ada beberapa kondisi ibu yang
merangsang terjadi kontraksi spontan, kemungkinan telah terjadi produksi
prostaglandin.
a. Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat
dipertimbangkan hubungan kejadian partus prematur dengan kelainan uterus yang
ada.
b.
Ketuban
Pecah Dini
Ketuban pecah mungkin
mengawali terjadinya kontraksi atau sebalikanya. Ada beberapa kondisi yang
mungkin menyertai seperti: serviks inkompeten, hidramnion, kehamilan ganda,
infeksi vagina dan serviks dan lain-lain. Infeksi asenden merupakan teori yang
cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnionitis dan kemudian ketuban pecah.
c. Serviks inkompeten
Hal ini juga mungkin menjadi
penyebab abortus selain partus preterm. Riwayat tindakan terhadap serviks dapat
dihubungkan dengan terjadinya inkompeten. MacDonal menemukan 59% pasiennya
pernah mengalami dilatasi kuretase 8% mengalami konisasi.
d. Kehamilan Ganda
Sebanyak 10% pasien dengan
partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempunyai panjang
usia gestasi yang lebih pendek. (Hanifa Wiknjosastro. 2005. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka hal 313)
5.
Tanda dan gejala
1)
Nyeri
menstruasi seperti keram mungkin sulit dibedakan dengan nyeri disekitar ligamen
2)
Nyeri tumpul
di punggung berbeda dengan nyeri punggung yang biasa dialami oleh wanita hamil.
3)
Nyeri pada
supra pubic atau tekanan sulit dibedakan dengan UTI
4)
Rasa berat
dan tekanan pada panggul
5)
Perubahan
karakter atau jumlah rabas dari vagina (kental, encer, mengandung air, bercampur
darah, kecoklatan, pucat)
6)
Diare
7)
Kontraksi
uterus yang tidak dapat di palpasi (dengan atau tanpa nyeri) terasa setiap 10
menit atau lebih sering, selama 1 jam atau lebih dan tidak sembuh dengan
berbaring
8)
Ketuban
pecah dini (Buku Saku Bidan. Jakarta:EGC. 2002 hal 216)
9)
Tanda dan
gejala persalinan prematur harus dimasukkan secara rutin sebagai bagian dari
pendidikan yang diberikan pada wanita prenatal dengan usia gestasi 20 hingga 24
minggu (Buku Saku Bidan. Jakarta:EGC. 2002 hal 216)
6.
Penanganan
Perlu dilakukan penilaian
tentang:
1)
Umur
kehamilan, karena lebih bisa dipercaya untuk penentuan prognosis daripada berat
janin
2)
Demam atau
tidak
3)
Kondisi
janin (jumlahnya, letak/presentasi, taksiran berat janin, hidup/mati/gawat
janin, kelainan kongenital dan sebagainya) dengan USG
4)
Letak
plasenta perlu diketahui untuk antisipasi irisan seksio sesarea
5)
Fasilitas
dan petugas yang mampu menangani calon bayi terutama adanya seseorang
neonatologis, bila perlu di rujuk
7.
Prinsip Penanganan
1)
Coba
hentikan kontraksi uterus/penundaan kelahiran
2)
Persalinan
berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya
8.
Upaya menghentikan kontraksi uterus
Kemungkinan obat-obatan
tokolitika hanya berhasil sebentar tapi penting untuk dipakai memberikan
kortikosteroid sebagai induksi maturitas paru bila usia gestasi kurang dari 34
minggu.Intervensi
ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup matang. Penundaan
kelahiran ini dilakukan pada :
1)
Umur
kehamilan < 35 minggu
2)
Pembukaan
serviks < 3 cm
3)
Tidak ada
amnionitis, preeklampsi atau perdarahan yang aktif
4)
Tidak ada
gawat janin
5)
Ibu rawat
inap, lakukan evaluasi terhadap his dan pembukaan
6)
Berikan
kortikosteroid untuk memperbaiki kematangan paru janin
7)
Berikan 2
dosis betametason 12 mg IM selang 2 jam atau berikan 4 dosis deksamethason 5 mg
IM selang 6 jam
8)
treroid
tidak boleh diberikan bila ada infeksi yang jelas
Pemberian antibiotik mungkin
berhasil pada kasus dengan resiko infeksi tinggi. Organisme yang menyebabkan
adalah golongan aerob gram positif dan negatif, anaerob dan lain-lain yang
biasanya berasal dari
1)
Flora normal
dari vagina atau rektum
2)
Kadang
eksogen akibat tindakan-tindakan septik
9.
Tabel Penanganan Persalinan Prematur
Polindes
|
Konfirmasi umur kehamilan
Konseling
Berikan endimetasin perektal
Rujuk
|
|
Puskesmas
|
Konfirmasi umur kehamilan
Melakukan perkiraan berat badan janin
Menilai apa masih mungkin diberikan tokolitik
Konseling
Berikan tokolitik
Rujuk
|
|
Rumah Sakit
|
Periksa USG umur kehamilan, presentasi, malformasi, lokasi plasenta,
dan kesejahteraan janin
Penilaian apakah masih bisa dipertahankan (kontraksi uterus,
pembukaan serviks)
Tentukan adanya faktor komplikasi klinis
|
|
Bisa dipertahankan
|
Tidak bisa dipertahankan
|
|
Tirah baring
-
Pemberian obat tokolitik
-
Evaluasi berkala
|
Pemberianobat-obatan
pematangan paru janin:
§ Deksametason
5mg tiap 12 jam IM sampai 2 dosis
§ Betametason 12 mg tiap 24 jam OM sampai 2 dosis
§ Monitor keadaan janin, evaluasi persalinan
§ Bila ada fetal distres, letak sungsang- DC
§ Bila janin baik, monitor persalinan
§ Awasi pemberian anastesi dan analgesi
§ Lakukan episiotomi yang cukup lebar
§ Konsultasi dengan neonatologis
§ Perawatan intensif bayi
§ Termogulasi/ metode kanguru
|
(Abdul Bari
Daifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 304)
B. KEHAMILAN POSTMATUR
1.
Pengertian
Kehamilan postmatur adalah
kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42 minggu. (Abdul Bari
Daifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 305)
Kehamilan umumnya berlangsung
40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan yang
berlangsung 42 minggu atau 294 hari disebut sebagai kehamilan lewat waktu. Para
ibu sebanyak 10% lupa akan hari pertama haid terakhirnya sehingga usia
kehamilannya sulit untuk diprediksi.
Kini dengan adanya pelayanan
USG maka usia kehamilan dapat ditentukan lebih tepat terutama bila dilakukan
pemeriksaan pada usia kehamilan 6-11 minggu hingga penyimpangan hanya 1 minggu.
2.
Masalah Ibu
a. Serviks yang belum matang
b. Kecemasan ibu
c. Persalinan traumatis akibat janin besar
d. Angka kejadian SC meningkat karena gawat janin, distosia dan CPD
e. Meningkatnya perdarahan postpartum karena penggunaan oksitosin untuk
akselerasi atau induksi
3.
Masalah Janin
a.
Kelainan
pertumbuhan janin
§ Janin besar dapat menyababkan distosia bahu, fraktur klafikula, palsi
DucheneErb
§ Pertumbuhan janin terhambat
b.
Oligohidramnion
§ Kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya
mekonium, tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin mendadak
4.
Penanganan Umum
a. Lakukan konfirmasi umur kehamilan bayi
b. Evaluasi kesejahteraan janin
5.
Komplikasi
a.
Anak besar
dapat menyebabkan CPD
b.
Oligihidramnion
dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal
c.
Keluarnya
mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi mekoneum.
6.
Pencegahan
a.
Konseling
antenatal yang baik
b.
Evaluasi
umur kehamilan bila ada tanda-tanda berat badan tidak naik, oligo hidramnion,
gerakan anak menurun. Bila ragu periksa untuk konfirmasi umur kehamilan dan
mencegah komplikasi
7.
Penanganan
Ibu dirujuk bila umur
kehamilan lebih dari 41 minggu. Bila kehamilan lebih dari 40 minggu ibu hamil
dianjurkan menghitung gerak janin selama 24 jam (tidak boleh kurang dari 10
kali).
8.
TABEL PENANGANAN KEHAMILAN POSTMATUR
Polindes
|
- Penilaian umur kehamilan (HPHT)
- Riwayat obstetri yang lalu
- Tinggi fundus uteri
- Faktor resiko
- Kehamilan > 41 minggu rujuk
|
|
Puskesmas
|
- Penilaian umur kehamilan (HPHT)
- Riwayat obstetri yang lalu
- Tinggi fundus uteri
- Faktor resiko
- Kehamilan > 41 minggu rujuk
|
|
Rumah Sakit
|
- Penilaian umur kehamilan
- Penilaian skor Bishop
- Pemeriksaan fetal assesment
- USG
- NST
|
|
Skor bishop <5
a. Bila NST normal, USG oligohidramnion, bayi tidak makrosomia lakukan
induksi persalinan
b. Seselerasi variabel lakukan induksi persalinan dengan observasi
c. Volume amnion normal, NST non reaktif, CST baik, lakukan induksi
persalinan
d. Kehamilan lebih dari 42 minggu sebaiknya diterminasi
SC bisa dilakukan bila ada kontraindikasi induksi persalinan
|
Skor bishop >5
Anak tidak besar, NST reaktif, penempatan normal lakukan induksi
persalinan
|
C. KEHAMILAN GANDA
1. Pengertian
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang
terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak
kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat (quadruplet), kembar lima
(quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil kembar tentunya menjadi
keajaiban.Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu dan janinnya, sejalan
dengan perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda dibandingkan kehamilan biasa.
2.
Etiologi
a.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur,
dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan 2 telur.
b.
Faktor obat-obat induksi ovulasi : profertil, clomid,
dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih
dari dua. Faktor tersebut dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2
atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel.
Jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua
embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang
lebih dari satu.
c.
Faktor keturunan.
d.
Faktor yang lain belum diketahui.
3. Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagi 2:
a.
Kehamilan ganda dari 2 ovum
( dizigotik )
Pada kehamilan dizigotik
dapat terjadi :
1)
Jenis kelaminnya kebetulan
sama.
2)
Umumnya berbeda seperti
pertumbuhan janin biasa yang berasal dari ovum-spermatozoa yang berbeda.
Berkaitan dengan waktu
terjadinya pembuahan terhadap ovum:
1)
Kembar Dizigot : terjadi
konsepsi terhadap ovum pada hubungan seksual dengan waktu yang sama terhadap 2
ovum.
2)
Superfekundasi : konsepsi
terjadi terhadap ovum dengan waktu koitus yang relatif berdekatan.
3)
Superfetasi : kehamilan kedua terjadi pada waktu yang
relatif jauh setelah kehamilan pertama. Syaratnya decidua kapsularis dan
decidua parietalis belum bersatu sehingga memungkinkan spermatozoa dapat
mencapai tuba dan berhasil terjadi konsepsi serta diikuti dengan implantasinya.
b.
Kehamila kembar monozigotik
Kehamila kembar yang terjadi dari satu telur disebut
kehamilan monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau uni ovuler.
Kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2 korion
dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. keadaan ini tidak dapat
dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau
2 amnion.Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
4.
Gejala Klinik
Gejala dan Tanda :
a.
Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih
berat.
b.
tanda-tanda
yang sering terlihat :
-
Ukuran uterus lebih besar dari kehamilan normal
-
Distensi uterus
berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan
kembar
-
Kenaikan berat badan ibu berlebihan.
-
Kebutuhan ibu
akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat menyebabkan
anemia dan penyakit defisiensi lain
-
Polihidramnion.
-
Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin.
-
Detak Jantung
Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per
menit.
5.
Diagnosis
Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika ditemukan hal-hal sebagai berikut:
Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a.
Besarnya uterus melebihi lamanya amenorhoe
b.
Uterus tumbuh lebih cepat daripada biasanya pada
pemeriksaan ulang
c.
Penambahan berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh
edema atau obesitas.
d.
Banyak bagian kecil yang teraba
e.
Teraba tiga bagian besar janin
f.
Teraba 2 balotemen
g.
Terdengar 2 denyut
jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10
denyut per menit
h.
USG dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan
pertama
i.
Rontgen photo abdomen
Diagnosis Banding
1)
Hidramnion
Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehailan kembar atau tidak.
Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehailan kembar atau tidak.
2)
Kehamilan dengan mioma uteri atau kistoma ovari
Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar digerakan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat membedakan kedua hal tersebut.
Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar digerakan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat membedakan kedua hal tersebut.
6.
Faktor Faktor Terkait
1)
Anemia gravidarum sering terjadi .
2)
Gangguan pada sistem respirasi dimana “Respiratory
tidal volume” meningkat tapi pasien lebih bebas bernafas oleh karena
kadar progesteron yang tinggi.
3)
Kista lutein dan asites sering terjadi oleh karena
tingginya hCG.
4)
Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem
kardiovaskular, sistem respirasi, sistem Gastrointestinal , ginjal dan sistem
muskuloskeletal.
5)
Termasuk kehamilan resiko tinggi oleh
karena meningkatnya kejadian :
-
Anemia gravidarum
-
Infeksi traktus urinariums
-
Preeklampsia –eklampsia
-
Perdarahan sebelum-selama dan sesudah persalinan
-
Kejadian plasenta previa
Lima faktor yang bisa mempengaruhi hamil
kembar di luar keturunan yaitu:
a.
Usia ibu saat mengandung.
Peluang
hamil kembar berhubungan dengan usia, dan puncaknya pada usia 35 dan 39 tahun.
Karena perempuan berusia di atas 35 tahun menghasilkan follicle stimulating
hormone (FSH) yang lebih banyak dibandingkan dengan usia muda, dan perempuan
dengan FSH tinggi bisa melepaskan lebih dari satu sel telur dalam sebuah
siklus.Namun kehamilan di usia ini juga meningkatkan risiko komplikasi seperti
preeklamsia (tekanan darah tinggi), terutama jika kehamilan tersebut adalah
yang pertama.
b.
Tinggi dan berat badan ibu.
Perempuan
yang memiliki tubuh tinggi dan agak gemuk cenderung lebih sering memiliki
kehamilan kembar.Hal ini kemungkinan karena ukuran tubuhnya memadai untuk
pertumbuhan lebih dari satu bayi.
c.
Ras
Kehamilan kembar lebih umum terjadi
pada orang yang memiliki ras Afrika Amerika dan lebih sedikit terjadi pada ras
Hispanik dan Asia.
d.
Pengaruh dari kehamilan sebelumnya.
Perempuan
yang pernah hamil sebelumnya, setidaknya sudah memiliki satu anak cenderung
lebih mudah untuk memiliki anak kembar dibandingkan perempuan yang baru pertama
kali hamil.Karena biasanya rahim sudah agak merenggang dan tubuh perempuan
cenderung lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan tambahan dari anak
kembar.
e.
Makanan yang dikonsumsi.
Konsumsi
kentang manis atau ubi-ubian yang berisi zat kimia tertentu dapat menginduksi
hiperovulasi (ovulasi yang banyak). Selain itu sebuah studi menunjukkan
perempuan yang teratur mengonsumsi susu bisa memberikan pengaruh terhadap
kehamilan kembar.
7.
Komplikasi
IBU
|
BAYI
|
Anemia
|
Hidramnion
|
Hipertensi
|
Malpresentasi
|
Partus premeturus
|
Plasenta
previa
|
Atonia uteri
|
Solusio
plasenta
|
Perdarahan pasca persalinan
|
Ketuban
pecah dini
|
Pertumbuhan
janin terhambat
|
8.
Penatalaksanaan
a.
Penanganan dalam
Kehamilan
Pemeriksaan Antenatal lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga
tanda-tanda preeklampsi dapat diketahui
secara dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.Setelah
kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dialarang karena
dapat merupakan faktor predisposisi partus prematurus.Anemia hipokrom tidak
jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2 bayi dan
penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas ferosus 3×100 mg
secara rutin perlu dilakukan.Selain zat besi dianjurkan untuk memeberikan asam
folik sebagai tambahan.
b.
Penatalaksanaan Persalinan
-
Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar
bersalin.
-
Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang
maka persalinan diakhiri dengan SC
-
Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan
persalinan pervaginam.
-
Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak
kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking sehingga persalinan anak pertama mengalami
“after coming head”
-
Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus
menghilang atau berkurang sehingga tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu
diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II dapat
lahir pervaginam.
Mekanisme Interlocking pada
persalinan kembar dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain:
·
Hipertensi dalam kehamilan
·
Anemia
·
Polihidramnion
·
Persalinan preterm
·
Persalinan macet akibat interlocking atau collision
bagian terendah janin
·
Mortalitas perinatal meningkat
9.
Prognosis
a.
Mortalitas maternal tidak jauh berbeda dengan
kehamilan tunggal.
b.
Riwayat persalinan dengan kembar dizygotic
meningkatkan kemungkinan persalinan kembar berikutnya sebesar 10 kali lipat.
c.
Morbiditas neonatus turun bila persalinan dilakukan
pada kehamilan 37 – 38 minggu.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Persalian prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang
dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500
gram. (Abdul Bari Saifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 300).
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari
42 minggu. (Abdul Bari Daifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal
305).
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua
janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar
tiga (triplet kembar empat (quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar
enam (sextuplet).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Mochtar
Anantyo Binarso dan Kristanto Herman. Ilmu Kebidanan. 2010. Jakarta : P.T.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2.
Fadlun, Feryanto Ahmad. Asuhan
Kebidanan Potologis. 2011. Jakarta : Salemba Medika
3.
Editor
Saifudin Abdul Bari, dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal.
2008. Jakarta : Yayasan Bina Puastaka Sarwono Prawirohardjo
4.
Lutan, Delfi. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta
– Buku Kedokteran EGC
5.
Nolan, Mary. 2004. Kehamilan &
Melahirkan. Jakarta – Arcan
6.
Bagian Obstetri & Ginokelogi. 1983. Obstetri
Fisiologi. Bandung – Eleman
7.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obesentri (jilid 1). Jakarta-Buku Kedokteran
8.
Pujiastuti. 2009.Ibu hamil dan Bayi.Jogyakarta-Tugu
Publiser
9.
Anton, Baskoro. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu
Menyusui. Jogjakarta. Banyumedia
10. Indonesia.
Departemen Kesehatan Direktorat. 2004. Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal. Jakarta. Departemen Kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar