Minggu, 22 November 2015

Contoh makalah kehamilan patologis

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN PREMATUR, KEHAMILAN POSTMATUR DAN KEHAMILAN GANDA





Disusun oleh :
1.      Vera Rizka Romadhoni
2.      Widya Putri Pangestika
3.      Yuli Risma Fitriyani
4.      Yuniar Dwi Shinta
5.      Hindun Apriliani

Kelas : 3B






PRODI  DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2014/2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan. Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai  tugas mata kuliah Askeb Kehamilan pada Ibu Hamil dengan kehamilan prematur, kehamilan postmatur dan kehamilan ganda.
Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta sarannya untuk kesempurnaan makalah ini. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak  memberikan masukan untuk  makalah ini dan seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan banyaknya kekurangan, sehingga penulis sangat menerima saran serta kritik untuk kemajuan serta kesempurnaan makalah ini.Demikian semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.



                                                                                                            Tegal, 25 September 2015
                                                                                                            Penulis,
















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Kehamilan Prematur
1.      Pengertian
2.      Masalah
3.      Penyebab Kelahiran Prematur
4.      Kondisi yang menimbulkan kontraksi
5.      Tanda dan gejala
6.      Penanganan
7.      Prinsip penanganan
8.      Upaya menghentikan kontraksi uterus 
9.      Tabel penanganan persalinan prematur
B.       Kehamilan Postmatur
             1.      Pengertian
2.      Masalah ibu
3.      Masalah janin
4.      Penanganan umum
5.      Komplikasi
6.      Pencegahan
7.      Penanganan
8.      Tabel penanganan persalianan postmatur
C.       Kehamilan Ganda
1.      Pengertian
2.      Etiologi 
3.      Patofisiologi
4.      Gejala klinik
5.      Diagnosis
6.      Faktor-faktor terkait
7.      Komplikasi 
8.      Penatalaksanaan
9.      Prognosis
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
































BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Wanita mempunyai peranan yang sangat vital dalam pembangunan kehidupan bangsa, salah satu peranannya sebagai penerus bangsa, pendamping suami dalam keharmonisan rumah tangga, pendidik kedewasaan sikap mental anak dan penunjang dalam meningkatkan pendapatan keluarga .Untuk mendukung keberlangsungan perannya, sudah selayaknyalah kesejahteraan wanita diperhatikan, salah satu caranya yaitu dengan memperhatikan beberapa masalah yang sedang dihadapi wanita saat ini yaitu tingginya Angka Kematian Ibu (Manuaba, 2005:14).
Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan data Biro Pusat Statistik (BPS), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli kebidanan atau bidan terlambat mengenali, terlambat merujuk pasien ke perawatan yang lebih lengkap, terlambat sampai di tempat rujukan, dan terlambat ditangani. (Anonim,2002).
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang paling penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan baik normal maupun patologis. Lima benang merah tersebut adalah membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan Infeksi, pencetakan (rekam medik) asuhan persalinan dan rujukan (Asuhan Persalinan Normal, 2002)
B.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa itu kehamilan prematur, postmatur, ganda
2.      Untuk mengetahui etiologi kehamilan premature
3.      Untuk mengetahui penyebab kehamilan prematur, postmatur, ganda
4.      Untuk mengetahui prognosis dari kehamilan postmatur
5.      Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari kehamilan prematur, postmatur, ganda


























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kehamilan Prematur
1.      Pengertian
Persalian prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. (Abdul Bari Saifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 300)
Persalinan prematur atau kurang bulan adalah persalinan yang terjadi setiap saat setelah usia gestasi mencapai 20 minggu atau menjelang akhir minggu ke 37. (Buku Saku Bidan. Jakarta:EGC. 2002 hal 216)

2.      Masalah
a.       Kesulitan utama dalam persalian prematur adalah perawatan bayinya, semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitasnya. Karena disamping harapan hidup perlu dipikirkan pula kualitas hidup bayi tersebut.
b.      Kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bila berat lahirnya kurang dari 10 percentil. Kadang sulit untuk membedakan prematur dan KMK, bahkan bisa juga prematuritas disertai dengan KMK.
c.       Dari sudut medis secara garis bsar 50% terjadi spontan, 30% akibat KPD dan sisanya yang 20% dilahirkan atas indikasi ibu atau janin.
d.      Secara keseluruhan penyebab yang sering adalah multifaktorial.
(Abdul Bari Saifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 300)

3.      Penyebab kelahiran prematur
Komplikasi Medis atau Obstetri.
a.       Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan prematur meningkat.


b.      Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
c.       Solusio Plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi pada aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang menjadi lebih besar  yaitu 11%
d.      Plasenta Previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi bayi kurang baik karena hipoksisa.
e.       Kelainan Rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.
f.       Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian insuli dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan. (Hanifa Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka hal 313)
g.      Infeksi klamidia
Meskipun klamidia tracomatis adalah patogen bakteri paling umum yang ditularkan lewat hubungan seksual di AS, kemungkinan pengaruh infeksi serviks oleh organisme ini pada kelahiran preterm tidak jelas.
h.      Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis adalah sebuah kondisi ketika flora normal vagina predominan- laktobasilus yang menghasilkan hidrogen peroksida digantikan oleh bakteri anaerob. Gambaran diagnostic kilnis :
1)      PH vagina lebih dari 4,5
2)      Bau amin bial sekresi vagina dicampur dengan kalium hidroksida
3)      Sel epitel vagina terlapis tebal oleh basil-clue cells
4)      Duh vagina homogen

i.        Vaginitis trikomonas dan kandida
Wanita dengan trikomonas vaginalis mengalami peningkatan resiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah sebesar 30%, peningkatan 30% resiko kelahiran preterm, dan hampir 2 kali lipat resiko kematian perinatal.
j.        Infeksi cairan amnion dan korioamnion
Infeksi korioamnion yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme telah muncul sebagai kemungkinan penjelasan berbagai kasus pecah ketuban dan atau persalinan prematur yang tidak dapat dijelaskan.(Gary Cunningham. 2006. Obstetri Wiliams. Jakarta: EGC hal 771)

4.      Kondisi yang menimbulkan kontraksi
Ada beberapa kondisi ibu yang merangsang terjadi kontraksi spontan, kemungkinan telah terjadi produksi prostaglandin.
a.       Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus prematur dengan kelainan uterus yang ada.
b.      Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebalikanya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti: serviks inkompeten, hidramnion, kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks dan lain-lain. Infeksi asenden merupakan teori yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnionitis dan kemudian ketuban pecah.
c.       Serviks inkompeten
Hal ini juga mungkin menjadi penyebab abortus selain partus preterm. Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten. MacDonal menemukan 59% pasiennya pernah mengalami dilatasi kuretase 8% mengalami konisasi.
d.      Kehamilan Ganda
Sebanyak 10% pasien dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek. (Hanifa Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka hal 313)


5.      Tanda dan gejala
1)      Nyeri menstruasi seperti keram mungkin sulit dibedakan dengan nyeri disekitar ligamen
2)      Nyeri tumpul di punggung berbeda dengan nyeri punggung yang biasa dialami oleh wanita hamil.
3)      Nyeri pada supra pubic atau tekanan sulit dibedakan dengan UTI
4)      Rasa berat dan tekanan pada panggul
5)      Perubahan karakter atau jumlah rabas dari vagina (kental, encer, mengandung air, bercampur darah, kecoklatan, pucat)
6)      Diare
7)      Kontraksi uterus yang tidak dapat di palpasi (dengan atau tanpa nyeri) terasa setiap 10 menit atau lebih sering, selama 1 jam atau lebih dan tidak sembuh dengan berbaring
8)      Ketuban pecah dini (Buku Saku Bidan. Jakarta:EGC. 2002 hal 216)
9)      Tanda dan gejala persalinan prematur harus dimasukkan secara rutin sebagai bagian dari pendidikan yang diberikan pada wanita prenatal dengan usia gestasi 20 hingga 24 minggu (Buku Saku Bidan. Jakarta:EGC. 2002 hal 216)

6.      Penanganan
Perlu dilakukan penilaian tentang:
1)      Umur kehamilan, karena lebih bisa dipercaya untuk penentuan prognosis daripada berat janin
2)      Demam atau tidak
3)      Kondisi janin (jumlahnya, letak/presentasi, taksiran berat janin, hidup/mati/gawat janin, kelainan kongenital dan sebagainya) dengan USG
4)      Letak plasenta perlu diketahui untuk antisipasi irisan seksio sesarea
5)      Fasilitas dan petugas yang mampu menangani calon bayi terutama adanya seseorang neonatologis, bila perlu di rujuk

7.      Prinsip Penanganan
1)      Coba hentikan kontraksi uterus/penundaan kelahiran
2)      Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya


8.      Upaya menghentikan kontraksi uterus
Kemungkinan obat-obatan tokolitika hanya berhasil sebentar tapi penting untuk dipakai memberikan kortikosteroid sebagai induksi maturitas paru bila usia gestasi kurang dari 34 minggu.Intervensi ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup matang. Penundaan kelahiran ini dilakukan pada :
1)      Umur kehamilan < 35 minggu
2)      Pembukaan serviks < 3 cm
3)      Tidak ada amnionitis, preeklampsi atau perdarahan yang aktif
4)      Tidak ada gawat janin
5)      Ibu rawat inap, lakukan evaluasi terhadap his dan pembukaan
6)      Berikan kortikosteroid untuk memperbaiki kematangan paru janin
7)      Berikan 2 dosis betametason 12 mg IM selang 2 jam atau berikan 4 dosis deksamethason 5 mg IM selang 6 jam
8)      treroid tidak boleh diberikan bila ada infeksi yang jelas
Pemberian antibiotik mungkin berhasil pada kasus dengan resiko infeksi tinggi. Organisme yang menyebabkan adalah golongan aerob gram positif dan negatif, anaerob dan lain-lain yang biasanya berasal dari
1)      Flora normal dari vagina atau rektum
2)      Kadang eksogen akibat tindakan-tindakan septik

9.      Tabel Penanganan Persalinan Prematur

Polindes
Konfirmasi umur kehamilan
Konseling
Berikan endimetasin perektal
Rujuk


Puskesmas
Konfirmasi umur kehamilan
Melakukan perkiraan berat badan janin
Menilai apa masih mungkin diberikan tokolitik
Konseling
Berikan tokolitik
Rujuk






Rumah Sakit
Periksa USG umur kehamilan, presentasi, malformasi, lokasi plasenta, dan kesejahteraan janin
Penilaian apakah masih bisa dipertahankan (kontraksi uterus, pembukaan serviks)
Tentukan adanya faktor komplikasi klinis
Bisa dipertahankan
Tidak bisa dipertahankan
Tirah baring
-          Pemberian obat tokolitik
-          Evaluasi berkala
Pemberianobat-obatan pematangan paru janin:
§  Deksametason 5mg tiap 12 jam IM sampai 2 dosis
§  Betametason 12 mg tiap 24 jam OM sampai 2 dosis
§  Monitor keadaan janin, evaluasi persalinan
§  Bila ada fetal distres, letak sungsang- DC
§  Bila janin baik, monitor persalinan
§  Awasi pemberian anastesi dan analgesi
§  Lakukan episiotomi yang cukup lebar
§  Konsultasi dengan neonatologis
§  Perawatan intensif bayi
§  Termogulasi/ metode kanguru

(Abdul Bari Daifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 304)


B.     KEHAMILAN POSTMATUR
1.      Pengertian
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42 minggu. (Abdul Bari Daifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 305)
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau 294 hari disebut sebagai kehamilan lewat waktu. Para ibu sebanyak 10% lupa akan hari pertama haid terakhirnya sehingga usia kehamilannya sulit untuk diprediksi.
Kini dengan adanya pelayanan USG maka usia kehamilan dapat ditentukan lebih tepat terutama bila dilakukan pemeriksaan pada usia kehamilan 6-11 minggu hingga penyimpangan hanya 1 minggu.

2.      Masalah Ibu
a.       Serviks yang belum matang
b.      Kecemasan ibu
c.       Persalinan traumatis akibat janin besar
d.      Angka kejadian SC meningkat karena gawat janin, distosia dan CPD
e.       Meningkatnya perdarahan postpartum karena penggunaan oksitosin untuk akselerasi atau induksi

3.      Masalah Janin
a.       Kelainan pertumbuhan janin
§   Janin besar dapat menyababkan distosia bahu, fraktur klafikula, palsi DucheneErb
§   Pertumbuhan janin terhambat
b.      Oligohidramnion
§  Kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya mekonium, tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin mendadak

4.      Penanganan Umum
a.       Lakukan konfirmasi umur kehamilan bayi
b.      Evaluasi kesejahteraan janin

5.      Komplikasi
a.       Anak besar dapat menyebabkan CPD
b.      Oligihidramnion dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal
c.       Keluarnya mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi mekoneum.

6.      Pencegahan
a.       Konseling antenatal yang baik
b.      Evaluasi umur kehamilan bila ada tanda-tanda berat badan tidak naik, oligo hidramnion, gerakan anak menurun. Bila ragu periksa untuk konfirmasi umur kehamilan dan mencegah komplikasi

7.      Penanganan
Ibu dirujuk bila umur kehamilan lebih dari 41 minggu. Bila kehamilan lebih dari 40 minggu ibu hamil dianjurkan menghitung gerak janin selama 24 jam (tidak boleh kurang dari 10 kali).

8.      TABEL PENANGANAN KEHAMILAN POSTMATUR


Polindes
-          Penilaian umur kehamilan (HPHT)
-          Riwayat obstetri yang lalu
-          Tinggi fundus uteri
-          Faktor resiko
-          Kehamilan > 41 minggu rujuk


Puskesmas
-          Penilaian umur kehamilan (HPHT)
-          Riwayat obstetri yang lalu
-          Tinggi fundus uteri
-          Faktor resiko
-          Kehamilan > 41 minggu rujuk

Rumah Sakit
-          Penilaian umur kehamilan
-          Penilaian skor Bishop
-          Pemeriksaan fetal assesment
-          USG
-          NST
Skor bishop <5
a.       Bila NST normal, USG oligohidramnion, bayi tidak makrosomia lakukan induksi persalinan
b.      Seselerasi variabel lakukan induksi persalinan dengan observasi
c.       Volume amnion normal, NST non reaktif, CST baik, lakukan induksi persalinan
d.      Kehamilan lebih dari 42 minggu sebaiknya diterminasi
SC bisa dilakukan bila ada kontraindikasi induksi persalinan
Skor bishop >5

Anak tidak besar, NST reaktif, penempatan normal lakukan induksi persalinan

C.    KEHAMILAN GANDA
1.      Pengertian
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat (quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil kembar tentunya menjadi keajaiban.Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu dan janinnya, sejalan dengan perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda dibandingkan kehamilan biasa.

2.      Etiologi
a.       Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan 2 telur.
b.      Faktor obat-obat induksi ovulasi : profertil, clomid, dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua. Faktor tersebut dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
c.       Faktor keturunan.
d.      Faktor yang lain belum diketahui.

3.      Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagi 2:
a.       Kehamilan ganda dari 2 ovum ( dizigotik )
Pada kehamilan dizigotik dapat terjadi :
1)      Jenis kelaminnya kebetulan sama.
2)      Umumnya berbeda seperti pertumbuhan janin biasa yang berasal dari ovum-spermatozoa yang berbeda.
Berkaitan dengan waktu terjadinya pembuahan terhadap ovum:
1)      Kembar Dizigot : terjadi konsepsi terhadap ovum pada hubungan seksual dengan waktu yang sama terhadap 2 ovum.
2)      Superfekundasi : konsepsi terjadi terhadap ovum dengan waktu koitus yang relatif berdekatan.
3)      Superfetasi :  kehamilan kedua terjadi pada waktu yang relatif jauh setelah kehamilan pertama. Syaratnya decidua kapsularis dan decidua parietalis belum bersatu sehingga memungkinkan spermatozoa dapat mencapai tuba dan berhasil terjadi konsepsi serta diikuti dengan implantasinya.
b.      Kehamila kembar monozigotik
Kehamila kembar yang terjadi dari satu telur disebut kehamilan monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau uni ovuler. Kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau 2 amnion.Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.

4.      Gejala Klinik
Gejala dan Tanda :
a.       Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.
b.      tanda-tanda yang sering terlihat :
-          Ukuran uterus lebih besar dari kehamilan normal
-          Distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar
-          Kenaikan berat badan ibu berlebihan.
-          Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain
-          Polihidramnion.
-          Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin.
-          Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.

5.      Diagnosis
Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a.       Besarnya uterus melebihi lamanya amenorhoe
b.      Uterus tumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan ulang
c.       Penambahan berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas.
d.      Banyak bagian kecil yang teraba
e.       Teraba tiga bagian besar janin
f.       Teraba 2 balotemen
g.      Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit
h.      USG dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan pertama
i.        Rontgen photo abdomen
Diagnosis Banding
1)      Hidramnion
Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehailan kembar atau tidak.
2)      Kehamilan dengan mioma uteri atau kistoma ovari
Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar digerakan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat membedakan kedua hal tersebut.

6.      Faktor Faktor Terkait
1)      Anemia gravidarum sering terjadi .
2)      Gangguan pada sistem respirasi dimana “Respiratory tidal volume” meningkat tapi pasien lebih bebas bernafas oleh karena kadar progesteron yang tinggi.
3)      Kista lutein dan asites sering terjadi oleh karena tingginya hCG.
4)      Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem Gastrointestinal , ginjal dan sistem muskuloskeletal.
5)      Termasuk kehamilan resiko tinggi oleh karena meningkatnya kejadian :
-          Anemia gravidarum
-          Infeksi traktus urinariums
-          Preeklampsia –eklampsia
-          Perdarahan sebelum-selama dan sesudah persalinan
-          Kejadian plasenta previa
Lima  faktor yang bisa mempengaruhi hamil kembar di luar keturunan yaitu:
a.       Usia ibu saat mengandung.
Peluang hamil kembar berhubungan dengan usia, dan puncaknya pada usia 35 dan 39 tahun. Karena perempuan berusia di atas 35 tahun menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) yang lebih banyak dibandingkan dengan usia muda, dan perempuan dengan FSH tinggi bisa melepaskan lebih dari satu sel telur dalam sebuah siklus.Namun kehamilan di usia ini juga meningkatkan risiko komplikasi seperti preeklamsia (tekanan darah tinggi), terutama jika kehamilan tersebut adalah yang pertama.
b.      Tinggi dan berat badan ibu.
Perempuan yang memiliki tubuh tinggi dan agak gemuk cenderung lebih sering memiliki kehamilan kembar.Hal ini kemungkinan karena ukuran tubuhnya memadai untuk pertumbuhan lebih dari satu bayi.
c.        Ras
Kehamilan kembar lebih umum terjadi pada orang yang memiliki ras Afrika Amerika dan lebih sedikit terjadi pada ras Hispanik dan Asia.
d.      Pengaruh dari kehamilan sebelumnya.
Perempuan yang pernah hamil sebelumnya, setidaknya sudah memiliki satu anak cenderung lebih mudah untuk memiliki anak kembar dibandingkan perempuan yang baru pertama kali hamil.Karena biasanya rahim sudah agak merenggang dan tubuh perempuan cenderung lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan tambahan dari anak kembar.
e.       Makanan yang dikonsumsi.
Konsumsi kentang manis atau ubi-ubian yang berisi zat kimia tertentu dapat menginduksi hiperovulasi (ovulasi yang banyak). Selain itu sebuah studi menunjukkan perempuan yang teratur mengonsumsi susu bisa memberikan pengaruh terhadap kehamilan kembar.

7.      Komplikasi
IBU                                                  
BAYI
Anemia
Hidramnion
Hipertensi
Malpresentasi
Partus premeturus
Plasenta previa
Atonia uteri
Solusio plasenta
Perdarahan pasca persalinan
Ketuban pecah dini
Pertumbuhan janin terhambat

8.      Penatalaksanaan
a.       Penanganan dalam Kehamilan
Pemeriksaan Antenatal lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda preeklampsi dapat diketahui  secara dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dialarang karena dapat merupakan faktor predisposisi partus prematurus.Anemia hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2 bayi dan  penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas ferosus 3×100 mg secara rutin perlu dilakukan.Selain zat besi dianjurkan untuk memeberikan asam folik sebagai tambahan.
b.      Penatalaksanaan Persalinan
-          Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.
-          Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan SC
-          Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan pervaginam.
-          Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking sehingga persalinan anak pertama mengalami “after coming head”
-          Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau berkurang sehingga tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II dapat lahir pervaginam.
Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain:
·         Hipertensi dalam kehamilan
·         Anemia
·         Polihidramnion
·         Persalinan preterm
·         Persalinan macet akibat interlocking atau collision bagian terendah janin
·         Mortalitas perinatal meningkat

9.      Prognosis
a.       Mortalitas maternal tidak jauh berbeda dengan kehamilan tunggal.
b.      Riwayat persalinan dengan kembar dizygotic meningkatkan kemungkinan persalinan kembar berikutnya sebesar 10 kali lipat.
c.       Morbiditas neonatus turun bila persalinan dilakukan pada kehamilan 37 – 38 minggu.






BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Persalian prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. (Abdul Bari Saifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 300).
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42 minggu. (Abdul Bari Daifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 305).
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat (quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet).





DAFTAR PUSTAKA

1.        Mochtar Anantyo Binarso dan Kristanto Herman. Ilmu Kebidanan. 2010. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2.        Fadlun, Feryanto Ahmad. Asuhan Kebidanan Potologis. 2011. Jakarta : Salemba Medika
3.        Editor Saifudin Abdul Bari, dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal. 2008. Jakarta : Yayasan Bina Puastaka Sarwono Prawirohardjo
4.        Lutan, Delfi. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta – Buku Kedokteran EGC
5.        Nolan, Mary. 2004. Kehamilan & Melahirkan. Jakarta – Arcan
6.        Bagian Obstetri & Ginokelogi. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung – Eleman
7.        Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis  Obesentri (jilid 1). Jakarta-Buku Kedokteran
8.        Pujiastuti. 2009.Ibu hamil dan Bayi.Jogyakarta-Tugu Publiser
9.        Anton, Baskoro. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Jogjakarta. Banyumedia
10.    Indonesia. Departemen Kesehatan Direktorat. 2004. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. Departemen Kesehatan